Kamis, 10 Februari 2011

Sejarah dan tempat Pariwisata Di Kota Pacitan

Sebagian orang berpendapat asal nama Kabupaten Pacitan berasal dari kata Pacitan yang berarti camilan, sedap-sedapan, tambul, yaitu makanan kecil yang tidak sampai mengenyangkan. Hal ini disebabkan daerah Pacitan merupakan daerah minus, sehingga untuk memenuhi kebutuhan pangan warganya tidak sampai mengenyangkan; tidak cukup (pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) nama tersebut telah muncul dalam babat Momana).


Kota pacitan adalah sebuah kota yang berada di pulau jawa. Pacitan adalah sebuah kota yang berada di karesidenan madiun pada abad ke XV di pacitan telah berkembang agama hindu dan Budha yang berkiblat kepada Kerajaaan Majapahit yang dipimpin oleh ki ageng buwono keling yang bertempat tinggal di Jati Kecamatan Kebonagung (Drs. Ronggosaputro;1980)
Sedangkan islam dipacitan dibawa oleh Ki Ageng Petung (Kyai Siti Geseng) bersama Syeh Maulana Magribi dan Kyai Ampok Boyo (Kyai Ageng Posong) dibantu Kyai Menaksopal dari Trenggalek.
Beberapa prasasti juga ditemukan prasasti jawa kuno yang memperkuat asumsi bahwa Ki Ageng Buwono Keling merupakan penguasa di wengker kidul.


PRASASTI JAWA KUNO
JA PURA PURAKSARA ERESTHA
BHUWANA KELING ABHIYANA
JUWANA SIDDHIM SAMAGANAYA
BHIJNA TABHA MINIGVAZAH
RATNA KARA PRAMANANTU


Artinya : dahulu ada seorang pendekar ternama bernama buwono keling yang telah mencapai kesempurnaan, dalam ilmu kebathinan dan kekebalan. Seorang guru diantara orang bijaksana dan beliau inilah yang menjadi perintis dan pemakrarsa daerah sekitarnya.
Negeri buwana Keling terletak di (Jati Kec. Kebonagung) ± 7 km dari ibukota Pacitan sekarang yang disebut daerah wengker kidul atau daerah pesisir selatan.

Dan ketika dalam perang gerilya 1747-1749 (Perang Palihan Nagari (1746-1755) )melawan VOC Belanda, Pangeran Mangkubumi mengalami kekalahan, beliau disertai 12 orang pengikutnya terus mundur keselatan sambil mencari dukungan orang sakti untuk membantu perjuangan. Tanggal 25 Desember 1749 rombongan tersebut lemah lunglai, dan atas bantuan setroketipo beliau diberi sebuah minuman yaitu buah pace yang telah direndam dengan legen buah kelapa, dan seketika itu juga kekuatan Pangeran Mangkubumi pulih kembali. Daerah itu diingat dengan pace sapengetan dan dalam pembicaraan keseharian sering disingkat dengan pace-tan lalu menjadilah sebuah nama kabupaten Pacitan (Drs. Ronggosaputro;1980)
Setelah Pangeran Mangkubumi menjadi Hamenku Buwono I beliau memenuhi janjinya kepada para pengikutnya yang ketika itu ikut bergerilya. Setroketipo diangkat menjadi Bupati Pacitan ke-2 setelah sebelumnya dijabat oleh Raden Ngabehi Tumenggung Notoprojo . Raden Ngabehi Tumenggung Notoprojo sebelumnya diangkat juga oleh Pangeran Mangkubumi pada tanggal 17 Januari 1750 setelah beliau banyak membantu Pangeran Mangkubumi ketika bergerilya didaerah pacitan. Ketika itu Ngabehi Suromarto menjabat demang Nanggungan dan ketika diangkat bupati bergelar Raden Ngabehi Tumenggung Notoprojo.


Nama-nama orang yang pernah menjabat Bupati Pacitan :
1745-1750 : R.T.Notopoero (Raden Ngabehi Tumenggung Notoprojo).
1750-1757 : R.T.Notopoero (Raden Ngabehi Tumenggung Notoprojo).
1757- : R.T.Soerjonegoro I
1757-1812 : R.T.Setrowidjojo I (Setroketipo)
1812- : R.T.Setrowidjojo II ((3 bulan) R.M Lantjoer)
1812-1826 : M.T.Djogokarjo I (Jayaniman)
1826- : M.T.Djogonegoro (Mas Sumadiwiryo)
1826-1850 : M.T.Djogokarjo II (Mas Karyodipuro)
1850-1864 : R.T. Djogokarjo III (Mas Purbohadikaryo)
1866-1879 : R.Adipati Martohadinegoro (Raden Mas Cokrodipuro)
1879-1906 : R.T Martohadiwinoto (Mas Ngabehi Martohadiwinata)
1906-1933 : R.Adipati Harjo Tjokronegoro I (R.T. Cokrohadijoyo)
1933-1937 : kosong (pemerintahan sehari-hari oleh Patih Raden Prawirohadiwiryo)
1937-1942 : R.T.Soerjo Hadijokro (bupati terakhir masa pemerintahan Belanda)
1943- : Soekardiman
1944-1945 : MR.Soesanto Tirtoprodjo
1945-1946 : R.Soewondo
1946-1948 : Hoetomo
1948-1950 : Soebekti Poesponoto
1950-1956 : R.Anggris Joedoediprodjo
1956-1960 : R. Soekijoen Sastro Hadisewojo(bupati)
1957-1958 : R.Broto Miseno (Kepala Daerah Swantara II)
1958-1960 : Ali Moertadlo (Kepala Daerah)
1960-1964 : R.Katamsi Pringgodigdo
1964-1969 : Tedjosumarta
1969-1980 : R.Moch Koesnan
1980-1985 : Imam Hanafi
1985-1990 : H.Mochtar Abdul Kadir
1990-1995 : H. Soedjito
1995-2000 : Sutjipto. Hs
2000-2005 : H. Soetrisno
2005- ……. : H. Sujono.


Letak geografis..
Kabupaten Pacitan terletak di Pantai Selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah dan daerah Istimewa Yogyakarta merupakan pintu gerbang bagian barat dari Jawa Timur dengan kondisi fisik pegunungan kapur selatan yang membujur dari gunung kidul ke Kabupaten Trenggalek menghadap ke Samudera Indonesia.

Kabupaten Pacitan mempunyai luas wilayah 1.389,87 Km2 atau 138.987,16 Ha yang kondisi alamnya sebagian besar terdiri dari bukit-bukit yang mengelilingi kabupaten. Sedangkan wilayah kota Pacitan yang merupakan inti atau pusat pemerintahan berupa dataran rendah. Selebihnya berupa daerah pantai yang memanjang dari sebelah barat sampai timur di bagian selatan.
Pacitan adalah kecamatan yang menjadi ibukota Kabupaten Pacitan, provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota Pacitan adalah denyut nadi pemerintahan dan perekonomian kabupaten pacitan secara keseluruhan. Lansekap kota Pacitan terletak di lembah, di tepi Teluk Pacitan dan dialiri sungai Grindulu yang membentang dari wilayah selatan menuju pantai Teleng Ria.

Kabupaten Pacitan merupakan salah satu dari 38 Kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang terletak di bagian Selatan barat daya. Kabupaten Pacitan terletak di antara 1100 55′ – 1110 25′ Bujur timur dan 70 55′ – 80 17′ Lintang Selatan.

Dari aspek topografi menunjukkan bentang daratannya bervariasi dengan kemiringan sebagai berikut:
1. 0-2 % meliputi ± 4,36 dari luas wilayah merupakan tepi pantai.
2. 2-15 % meliputi ± 6,60 % dari luas wilayah baik untuk pertanian dan memperhatikan usaha pengawetan tanah dan air.
3. 15-40 % meliputi ± 25,87 dari luas wilayah sebaiknya untuk usaha tanaman tahunan.
4. 40 % keatas meliputi ± 63,17 % dari luas wilayah merupakan daerah yang harus difungsikan sebagai daerah penyangga tanah dan air serta menjaga keseimbangan ekosistem di Kabupaten Pacitan.
Batas-batas Administrasi :
- sebelah Timur : Kabupaten Trenggalek
- sebelah Selatan : Samudera Indonesia
- sebelah Barat : Kabupaten Wonogiri ( Jawa Tengah )
- sebelah Utara : Kabupaten Ponorogo
Bila ditinjau dari struktur dan jenis tanah terdiri dari Assosiasi Litosol Mediteran Merah, Aluvial kelabu endapan liat, Litosol campuran Tuf dengan Vulkan serta komplek Litosol Kemerahan yang ternyata di dalamnya banyak mengandung potensi bahan galian mineral. Pacitan disamping merupakan daerah pegunungan yang terletak pada ujung timur Pegunungan Seribu, juga berada pada bagian selatan Pulau Jawa dengan rentangan sekitar 80 km dan lebar 25 km. Tanah Pegunungan Seribu memiliki ciri khas yang tanahnya didominasi oleh endapan gamping bercampur koral dari kala Milosen (dimulai sekitar 21.000.000 – 10.000.000 tahun silam). Endapan itu kemudian mengalami pengangkatan pada kala Holosen, yaitu lapisan geologi yang paling muda dan paling singkat (sekitar 500.000 tahun silam – sekarang). Gejala-gejala kehidupan manusia muncul di permukaan bumi pada kala Plestosen, yaitu sekitar 1.000.000 tahun Sebelum Masehi.

Endapan-endapan itu kemudian tererosi oleh sungai maupun perembesan – perembesan air hingga membentuk suatu pemandangan KARST yang meliputi ribuan bukit kecil. Ciri-ciri pegunungan karst ialah berupa bukit-bukit berbentuk kerucut atau setengah bulatan.
Bersamaan dengan kala geologis tersebut, yakni pada zaman kwarter awal telah muncul di muka bumi ini jenis manusia pertama : Homo Sapiens, yang karena kelebihannya dalam menggunakan otak atau akal, secara berangsur-angsur kemudian menguasai alam sebagaimana tampak dari tahap-tahap perkembangan sosial dan kebudayaan yaitu dari hidup mengembara (nomaden) sebagai pengumpul makanan, menjadi setengah pengembara/menetap dengan kehidupan berburu, kemudian menetap dengan kehidupan penghasil makanan. Adapun tingkat kebudayaannya yaitu dari zaman batu tua (Palaeolithicum), zaman batu madia (Messolithicum), dan zaman batu muda (Neolithicum).

Tempat-Tempat Wisata Di Kota Pacitan:







 SEJUTA PESONA WISATA ALAM PANTAI DAN GOA DI KABUPATEN PACITAN 
 

Kabupaten Pacitan terletak di ujung Barat Daya Provinsi Jawa Timur, Wilayah bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo, Di Timur Kabupaten trenggalek, Di Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, dan di Barat berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri (Jateng). Kota yg terbagi menjadi 12 kecamatan ini memiliki pesona wisata yg sangat menakjubkan, Tak banyak orang tau memang mengenai keindahan wisata kabupaten Pacitan ini. Wisata Alam seperti Pantai dan Goa merupakan andalan kabupaten pacitan di sektor pariwisata. Kota yg juga dijuluki Kota 1001 Goa ini benar-benar memiliki keindahan yg tiada tara dalam hal wisata alam pantai.
Sayang memang, obyek wisata yg begitu mempesona ini masih belum bisa menjadi primadona di sektor wisata khususnya jawa timur. Padahal jika dibandingkan daerah lain, wisata alam pantai di Pacitan sangat jauh lebih menakjubkan dan membuat kita berdecak kagum. Bahkan, pantai disana sangat alami dengan pasir putih nan lembut berpadu air yg bening serta panorama keindahan batu yg nampak seperti mengapung di lautan. Sangat sempurna. Tak hanya itu, kabupaten Pacitan juga menawarkan kemegahan Goa nya, seperti Goa Gong, Goa terbesar di Asia ini sangat mempesona dengan batu-batu yg terbentuk indah alami oleh tetesan air, membuat mata seakan tak percaya dan takjub menyaksikan maha karya Tuhan yg maha besar.

Goa Gong
Gua yang terletak di Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan ini merupakan gua yang terindah dan terdalam diantara gugusan gua-gua yang terletak di disekitarnya. Karena masih ada beberapa gua lain yang letaknya tidak terlalu jauh dari Gua Gong, seperti Gua Tabuhan dan Gua Putri. Alkisah waktu itu, Dusun Pule mengalami kemarau yang panjang, sehingga sulit untuk mencari air minum dan air untuk berbagai keperluan sehari-hari. Maka Mbah Noyo Semito dan Mbah Joyo mencoba mencari air ke dalam gua yang dianggapnya terlalu jauh dari rumah penduduk kurang lebih 400 meter. Dengan menggunakan alat penerangan tradisional berupa obor (daun kelapa kering yang diikat) hingga menghabiskan tujuh ikat, kedua kakek tersebut berhasil menelusuri lorong-lorong gua hingga menemukan beberapa sendang dan mandi di dalamnya. Peristiwa tersebut terhitung 65 tahun yang lalu yang dihitung mundur dari tahun 1995.
Atas penemuan tersebut, pencarian berikutnya pun dilakukan, tepatnya pada hari Minggu Pon tanggal 5 Maret 1995, berangkatlah sejumlah rombongan yang berjumlah delapan orang untuk mengeksplore lebih jauh tentang keberadaan gua tersebut. Singkat cerita akhirnya rombongan tersebut berhasil menyusuri gua yang keindahannya bisa dirasakan sampai sekarang”

Goa Tabuhan
Cerita masyarakat sekitar, gua Tabuhan yang ditemukan oleh Kyai Santiko. Ia kehilangan lembu yg bersembunyi di sebuah gua. Lembu itu tidak ingin keluar dari gua, karena menyimpan banyak air. Setelah semak belukar dibersihkan, Gua itu dirawat oleh Raden Bagus Joko Lelono dan puteri Raden Ayu Mardilah.
Gua Tabuhan terletak di pantai barat daya Jawa Timur. Gua ini disebut Tabuhan karena bebatuan yg ada di gua ini bisa digunakan untuk bermain musik khas jawa dan juga kerap mengeluarkan suara khas gamelan jawa. Gua ini sangat spektakuler , dengan varilored stalagmites ke atas mencapai setinggi 50 meter menuju liontin stalagtites dibentuk oleh tetesan air dari atap. Hal ini disebut sebagai gua Tabuhan karena jika lapped akan menghasilkan suara seperti irama musik Jawa (gamelan).Gua ini terletak di desa Wareng, Punung - Pacitan sekitar 40 km dari kota Pacitan ke arah barat.

Goa Putri
Goa Putri adalah goa yang di dalamnya terdapat keindahan panorama stalagtit dan stalagmit yang cukup indeh. Goa ini dinamakan sebagai Goa Putri karena di dalam Goa stalagtit dan stalakmit nya konon mempunyai bentuk yang mirip seorang putri dan juga ditemukan tempat peristirahatan yang ada di dalam goa milik seorang putri.







Sumber Air Panas Arjosari
Pemandian air panas ini menyimpan berbagai khasiat dan manfaat karena mengandung belerang, dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Terletak di Kecamatan Arjosari, kurang lebih 15 Km dari kota Pacitan. Dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 maupun roda 4.








Pantai Teleng Ria
Pantai Teleng Ria merupakan sebuah teluk. Pantai ini diapit oleh dua dataran tinggi yang merupakan bagian dari pegunungan kapur Selatan yang membujur dari Gunung Kidul ke Trenggalek, menghadap Samudera Indonesia. Kendati pantai ini disinari matahari yang terik, namun udaranya masih terasa sejuk layaknya hembusan angin pegunungan. Untuk masuk ke kawasan pantai ini harus membayar tiket Rp.5000,-/org dan Rp.2000,-/kendaraan Rp.10.000,- untuk bis. Masuk kawasan pantai terdapat banyak warung yang menjual beraneka macam makanan maupun cenderamata.

Pantai Srau
Pantai Srau merupakan salah satu objek wisata andalan Kabupaten Pacitan. Berpasir putih, memiliki deretan pohon kelapa yang rindang, dan pengunjung bisa berkeliling di semenanjung yang menjorok ke samudra , terlihat jelas bahwa Pantai Srau memiliki 3 sisi pantai, yaitu yang menghadap ke Timur, Selatan, dan Barat. Pantai ini terletak di kecamatan Pringkukuh pacitan, dari pantai ini kita bisa melihat 3 batu besar yg berjejer ditengah laut. Sangat indah dan menkjubkan.





Pantai Kalayar
Pantai Klayar berada di kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan, yang jaraknyasekitar 35 Km ke arah barat kota Pacitan. Pantai berpasir putih ini memiliki suatu keistimewaan yaitu adanya seruling laut yang sesekali bersiul di antara celah batu karang dan semburan ombak.
Di samping itu juga terdapat Air Mancur Alami yang sangat Indah. Air mancur ini terjadi karena tekanan ombak air laut yang menerpa tebing karang berongga. Air muncrat yang dapat mencapai ketinggian 10 meter menghasilkan gerimis dan embun air laut yang diyakini berkhasiat sebagai obat awet muda.
 

1 komentar: